·
KONSEP
PRODUKSI
Konsep produksi
merupakan salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menyatakan
bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah
harganya. Manajer organisasi yang berorientasi produksi memusatkan perhatian
pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi
yang luas.
Asumsi bahwa konsumen
terutama tertarik pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah
berlaku paling tidak dalam dua situasi. Pertama adalah jika permintaan atas
produk melebihi penawaran, seperti yang ada di Negara berkembang. Dalam situsi
ini, konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk daripada keistimewaan
produk tersebut, dan pemasok akan memusatkan perhatian pada usaha untuk
menigkatkan produksi. Situasi kedua adalah ketika biaya produksi tinggi dan
harus diturunkan untuk memperluas pasar.
Beberapa organisasi jasa
juga menerapkan konsep produksi. Banyak praktek dokter dan dokter gigi dikelola
dengan prinsip lini perakitan, seperti juga beberapa agen pemerintah (seperti
kantor tenaga kerja dan biro lisensi). Memang, orientasi manejemen ini dapat
manangani banyak kasus perjam, namun konsep ini sering dituding tidak ramah dan
memberikan pelayanan yang buru
KONSEP
BERORIENTASI PRODUKSI
Konsep
produksi merupakan konsep pemasaran klasik yang sudah ada sejak awal. Konsep
produksi misalnya digunakan
pada perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat
sehari-hari.
Contohnya pada perusahaan makanan ringan. Memproduksi
barang dalam jumlah besar dan tidak terbatas bagi konsumen merupakan langkah
yang seharusnya dilakukan. Masyarakat mengkonsumsi hampir semua jenis makanan,
walaupun ada konsumen yang selektif dalam memilih jenis makanan yang
dikonsumsi, namun ada juga konsumen yang tidak segan-segan untuk mencoba
makanan jenis apapun. Atas dasar hal inilah suatu perusahaan tidak membatasi
jumlah produksi yang dilakukannya.
·
KONSEP
PRODUK
Konsep
produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu,
kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer dalam organisasi
berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan
produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Berdasarkan
konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yang dibuat
dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk.
Perusahaan yang berorientasi produk sering merancang produk mereka dengan
sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin bahwa insinyur mereka
tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan mereka
tidak menganalisis produk pesaing.
Konsep produk mengarahkan pada myopia pemasaran, sebagaimana yang
telah kita bicarakan pada awal bab ini. Manajemen kereta api berpendapat bahwa
pengguna kereta api menginginkan kereta api, bukanlah tranportasi, dan
memandang enteng tantangan dari pesawat udara, bus dan mobil. Pabrik mistar
geser berpendapat bahwa insinyur menginginkan mister geser, bukan kemampuan
menghitung dan memandang enteng tantangan kalkulator saku.
Toserba dan kantor pos mengasumsikan bahwa mereka menyediakan
produk yang tepat bagi masyarakat dan heran mengapa penjualan mereka tersendat
-sendat. Organisasi-organisasi ini terlalu sering melihat ke dalam cermin saat
mereka seharusnya melihat keluar jendela.
KONSEP
BERORIENTASI PRODUK
Perusahaan ponsel merupakan salah satu contoh pemasaran
dengan konsep produksi. Dari waktu ke waktu perkembangan
teknologi informasi sudah terjadi dengan sangat pesat dan cepatnya. Persaingan antar satu perusahaan seluler dengan yang
lainnya terus berlangsung dengan sangat aktif. Masing-masing perusahaan
berusaha memberikan penawaran yang sangat menarik berkaitan dengan produk
masing-masing. Fitur-fitur yang mendukung keberadaan ponsel telah dikembangkan
dengan mutu tinggi, bisa dimanfaatkan untuk keperluan apapun, mulai dari yang
paling sederhana sampai dengan keperluan bisnis yang pada dasarnya memerlukan
suatu inovasi dalam komunikasi yang canggih.
Pada awal pembuatannya ponsel atau telefon seluler hanya
digunakan untuk berkomunikasi dengan cara yang sederhana dan melalui pesan
singkat saja (SMS – Short Massage System). Sejalan dengan perkembangannya pemanfaatan
ponsel sudah tidak terbatas lagi. Peningkatan kualitas untuk menarik konsumen
dapat dilihat langsung dari pengembangan produk-produk ponsel ini.
·
KONSEP
PENJUALAN
Konsep
penjualan adalah orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan
melakukan atau tidak melakukan pembelian produk-produk perusahaan
didasarkan atas pertimbangan usaha-usaha nyata yang dilakukan untuk mendorong
minat akan produk tersebut. Secara implisit pandangan konsep
penjualan adalah:
1.
Konsumen mempunyai kecenderungan normal
untuk tidak membeli produk yang tidak penting
2.
Konsumen dapat didorong untuk membeli
lebih banyak melalui berbagai peralatan atau usaha-usaha yang mendorong
pembelian
3.
Tugas organisasi adalah untuk
mengorganisasi bagian yang sangat berorientasi pada penjualan sebagai kunci
untuk menarik dan mempertahankan langganan.
Usaha penjualan
dilakukan oleh perusahaan industri dan perdagangan. Konsep ini memiliki motto
yaitu produknya dijual,bukan dibeli.
KONSEP
BERORIENTASI PENJUALAN
Konsep
penjualan merupakan konsep yang membutuhkan suatu promosi yang agresif,
terutama pada barang-barang yang kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
contohnya adalah perusahaan rokok. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok
merupakan sesuatu yang sama sekali tidak kita butuhkan bahkan merupakan
ssesuatu yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam
jangka panjang. Akan tetapi para konsumen tetap saja membeli dan jumlah
konsumen rokok tersebut terus bertambah.
Terlepas
dari ketergantungan jika mengkonsumsi rokok, salah satu faktor yang menarik
perhatian konsumen adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan rokok. Mereka menggambarkan bahwa rokok identik dengan
pria sejati yang memiliki suatu jati diri tertentu melalui iklan-iklan yang dikemas
dengan sangat menarik, hal ini mendorong para konsumen untuk mencoba dan
memperlihatkan jati diri yang sebenarnya. Selain itu iklan melalui reklame
sangat marak dari waktu ke waktu. Hampir di setiap jalan yang kita lalui
didominasi oleh periklanan rokok, hal ini menunjukkan eksistensi dari
perusahaan rokok itu sendiri yang memiliki tempat tersendiri dimasyarakat.
·
KONSEP
PEMASARAN
Konsep
ini merupakan orientasi manajemen yang menekankan kunci pencapaian tujuan
organisasi terdiri dari kemampuan organisasi menentukan kebutuhan dan keinginan
pasar yang dituju dan kemampuan organisasi dalam memenuhinya dengan kepuasan
yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para pesaing. Konsep
pemasaran mengandung tiga dasar pokok :
- Perencanaan
dan operasinya berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pelangan atau
konsumen.
- Semua
aktivitas pemasaran dilakukan secara terpadu (integrated
marketing).
- Tujuan
akhirnya adalah memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan dan berusaha
memberikan kepuasan semaksimal mungkin pada pelanggan.
Konsep
ini lebih mengena pada perusahaan yang menghasilkan barang konsumsi.
KONSEP
BERORIENTASI PEMASARAN
Tujuan
dari perusahaan akan tercapai jika memperhatikan sesuatu yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh konsumen atau pasar merupakan konsep pemasaran. Perusahaan
Perbankan adalah salah satu contohnya. Pada perusahaan perbankkan yang menjadi
produk adalah berupa jasa. Bank berusaha memuaskan nasabahnya, agar tidak
berpaling pada pesaingnya dengan terus meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya.
Dalam
memberikan pelayanan, pihak bank berusaha untuk memberikan suatu kondisi yang
nyaman dan rasa aman dalam menitipkan uang mereka pada bank tersebut.
Pemanfaatan teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu langkah yang
diterapkan dalam sektor perbankkan dan tidak boleh tidak untuk bisa memudahkan
pelayanan sesuai dengan keinginan nasabah. Teknik antri yang cepat dan tertib
juga menjadi daya tarik tersendiri, bisa kita bandingkan antara bank satu
dengan yang lainnya yang menggunakan teknik antri teratur dengan bank dengan
sistem antri sedikit kacau. Nasabah menjadi cenderung malas mendatangi bahkan
menggunakan jasa dari bank tersebut, karena dari hal kecil tapi berakibat besar
tersebut saja tidak bisa diatasi dengan baik.
Banyak
hal yang bisa dilihat dari pelayanan yang diberikan pada sektor perbankkan,
yang didapatkan dengan melihat faktor-faktor yang diinginkan oleh
para nasabah dari hal terkecil yang tidak diduga sama sekali oleh costumers itu
sendiri. Berhasil tidaknya nasabah menggunakan jasa bank, akan sangat
dipengaruhi dari hasil pelayanan petugas yang berada di jajaran front
officeyang akan memberikan pelayanan secara langsung kepada nasabah.
·
PERBEDAAN KONSEP
PENJUALAN DAN KONSEP PEMASARAN
Pusat
perhatian
|
Prosedur
& Alat
|
Hasil
akhir
|
Konsep
penjualan
|
||
Produk
|
Penjualan
dan promosi
|
Laba
melalui jumlah penjualan
|
Konsep
pemasaran
|
||
Kebutuhan
|
Pemasaran
terpadu
|
Laba
melalui kepuasan pembeli
|
- Titik tolak
konsep penjualan adalah pada produk,sedangkan pada konsep pemasaran adalah
pada kebutuhan dan keinginan konsumen
- Konsep
penjualan dilakukan dengan kegiatan penjualan dan promosi yang
gencar,sedangkan konsep pemasaran dengan pemasaran yang terpadu
- Tujuan
akhir konsep penjualan adalah laba melalui volume penjualan yang
tinggi,sedangkan konsep pemasaran adalah laba melalui kepuasan konsumen
·
KONSEP
PEMASARAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
(saling
menguntungkan antara produsen dan konsumen)
Tanggung jawab sosial perusahan yang akhirnya
memunculkan "Pemasaran Berwawasan Sosial", muncul akibat praktek
kapitalis. Sementara moral, etika dan tanggung jawab, kaitannya memang tak
lepas dari sistem ekonomi atau pasar dan negara. Dalam sistem kapitalis, pasar
merupakan faktor paling dominan. Dalam sistem sosialis, peran itu diambil alih
oleh negara.
Sementara dalam sistem Islam, etika menjadi landasan
utama.
Pada konteks makro, di antara sistem kapitalis, peran negara sosialis dan ajaran agama, paham pemasaran maknanya berkembang menjadi lebih jauh ke depan. Dalam hal ini konsep pemasaran meluas menjadi visionary marketing, yakni "Pemasaran Bervisi Jauh ke Depan". Tidak lagi seperti konsep marketing yang lain, vision marketing tidak hanya melihat dalam konteks kekinian. Tetapi yang tak boleh diabaikan adalah adanya kehidupan di masa yang akan datang. Perusakan di masa kini, akibatnya akan ditanggung oleh generasi yang akan datang.
Maka ruang lingkup visionary marketing tak hanya terbatas di antara konsumen dan kepentingan masyarakat.
Pada konteks makro, di antara sistem kapitalis, peran negara sosialis dan ajaran agama, paham pemasaran maknanya berkembang menjadi lebih jauh ke depan. Dalam hal ini konsep pemasaran meluas menjadi visionary marketing, yakni "Pemasaran Bervisi Jauh ke Depan". Tidak lagi seperti konsep marketing yang lain, vision marketing tidak hanya melihat dalam konteks kekinian. Tetapi yang tak boleh diabaikan adalah adanya kehidupan di masa yang akan datang. Perusakan di masa kini, akibatnya akan ditanggung oleh generasi yang akan datang.
Maka ruang lingkup visionary marketing tak hanya terbatas di antara konsumen dan kepentingan masyarakat.
Visionary marketing melengkapi atau menjadi penyempurna
dari keberadaan social marketing atau "Pemasaran Berwawasan Sosial".
Tiga hal yang berkait dengan "Pemasaran Berwawasan Sosial" seperti
yang ditegaskan Kotler, boleh dikatakan masih berada dalam wilayah jangka
pendek. Sebab hanya berkait dengan laba perusahaan, kebutuhan konsumen dan
kepentingan publik.
Yang harus dicermati, yang menjadi sentra dalam "Pemasaran Berwawasan Sosial" adalah tetap bertumpu pada perusahaan yang bersangkutan. Seolah itu adalah melulu karena jasa baik dari perusahaan yang bersangkutan. Konsumen apalagi masyarakat yang tidak membeli produk, merupakan pihak luar yang kontribusinya dianggap kecil. Maka perusahaan seolah dapat berbuat apa saja, melakukan ini dan itu. Sementara konsumen dan masyarakat, merupakan obyek yang dapat diatur dengan sekehendak hati.
Yang harus dicermati, yang menjadi sentra dalam "Pemasaran Berwawasan Sosial" adalah tetap bertumpu pada perusahaan yang bersangkutan. Seolah itu adalah melulu karena jasa baik dari perusahaan yang bersangkutan. Konsumen apalagi masyarakat yang tidak membeli produk, merupakan pihak luar yang kontribusinya dianggap kecil. Maka perusahaan seolah dapat berbuat apa saja, melakukan ini dan itu. Sementara konsumen dan masyarakat, merupakan obyek yang dapat diatur dengan sekehendak hati.
Oleh karena itu kembali ditegaskan bahwa moral,
etika dan tanggung jawablah yang dapat menjawab adil dan benarnya sebuah
tindakan pemasaran. Ini juga berlaku bagi visionary marketing. Maka, jika
"Pemasaran Berwawasan Sosial" boleh dikatakan masih sebatas jangka
pendek, visionary marketing berupaya menuju pada jangka panjang. Sebab
visionary marketing bertujuan juga untuk:
a. Menyelamatkan kehidupan lain di sekitar manusia, seperti flora dan fauna
b. Memberi akses kemudahan atau warisan kesejahteraan bagi generasi mendatang
c. Mendorong atau menyelamatkan perusahaan lain agar tidak bangkrut
d. Mengajak perusahaan lain untuk bisa bekerja sama
a. Menyelamatkan kehidupan lain di sekitar manusia, seperti flora dan fauna
b. Memberi akses kemudahan atau warisan kesejahteraan bagi generasi mendatang
c. Mendorong atau menyelamatkan perusahaan lain agar tidak bangkrut
d. Mengajak perusahaan lain untuk bisa bekerja sama
Dari keempat tambahan tujuan tersebut, jelas bahwa
akhir dari harapan visionary marketing adalah untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Segala tindakan perusahaan, dituntut untuk juga mempertimbangkan
kehidupan di masa yang akan datang. Bukan hanya untuk kehidupan umat manusia
saja, melainkan juga kehidupan lain. Pencemaran lingkungan yang dimaksud, bukan
hanya karena manusia yang butuh hingga seutuhnya dikemblikan kepada manusia.
Melainkan visionary marketing juga harus sungguh-sungguh memperhatikan
kehidupan di sekitar manusia. Dalam
visionary marketing, ada empat (4) hal yang harus diperhatikan.
Pertama,
siapa penggeraknya. Dalam visionary marketing, penggeraknya bukanlah
orang-orang yang hanya memetingkan untuk perusahaan saja dan diri sendiri.
Sistem bonus atau reward, tak bisa lagi hanya mutlak dalam wujud uang.
Parameter kepuasan harus diubah. Dari yang melulu hanya diukur berdasarkan uang
atau materi, disempurnakan dengan bentuk lain yang bersifat jiwani yang lebih
hakiki. Ibadah haji, pergi ke Vatikan, mengunjungi temple di Thailand,
merupakan beberapa contoh pembinaan kerohanian dari para penggerak visionary
marketing.
Kedua
apa yang ditawarkan. Dalam hal ini yang dibicarakan adalah produk apa yang
ditawarkan kepada masyarakat. Produknya bisa berupa barang atau jasa. Bila
berupa barang, produknya harus memenuhi persyaratan agar tidak menjadi bencana
bagi yang mengkonsumsi, limbah atau sisa-sisa barangnya dapat mencemari
lingkungan dan berbahaya bagi masyarakat luas. Bukan hanya jangka pendek,
melainkan juga harus diperhatikan jangka panjangnya. Bila produknya berupa
jasa, syaratnya juga tak boleh lebih banyak mudharatnya ketimbang
manfaatnya.
Sebagai ilustrasi, ada perbedaan mendasar antara sistem kapitalis dan sistem ekonomi Islam dalam melihat kebutuhan masyarakat. Sistem kapitalis menegaskan bahwa kebutuhan manusia tak terbatas. Bila manusia butuh narkoba atau minuman keras, sistem kapitalis mengakomodirnya. Sebab itu merupakan hak azasi manusia. Ingat landasan sistem kapitalis adalah individual. Sedang ekonomi Islam menegaskan bahwa kebutuhan manusia itu terbatas. Tak bisa kebutuhan yang lebih banyak mudharatnya dapat dipenuhi.
Sebagai ilustrasi, ada perbedaan mendasar antara sistem kapitalis dan sistem ekonomi Islam dalam melihat kebutuhan masyarakat. Sistem kapitalis menegaskan bahwa kebutuhan manusia tak terbatas. Bila manusia butuh narkoba atau minuman keras, sistem kapitalis mengakomodirnya. Sebab itu merupakan hak azasi manusia. Ingat landasan sistem kapitalis adalah individual. Sedang ekonomi Islam menegaskan bahwa kebutuhan manusia itu terbatas. Tak bisa kebutuhan yang lebih banyak mudharatnya dapat dipenuhi.
Ketiga
bagaimana metodenya. Dalam visionary marketing, how to package juga tak boleh
"menyiasati" masyarakat. Ada tahapan penyadaran yang harus dibangun
sesuai dengan tingkatan masyarakat setempat. Marketing melalui media elektronik
merupakan salah satu cara yang paling ampuh. Apa yang ditayangkan, disaksikan
oleh masyarakat dari berbagai lapisan, usia serta tingkat ekonomi dan
pendidikan yang berbeda. Info yang ditayangkan, akan diterima sesuai dengan
tingkatan masing-masing. Maka moral, etika dan tanggung jawab tetap harus
menjadi landasan saat merancang metodenya.
Dan keempat
siapa sasarannya. Seperti telah dijelaskan, sasaran visionary marketing menjadi
jauh ke depan. Dalam jangka pendek seperti yang dituju social marketing, yakni
laba perusahaan, kebutuhan konsumen dan kepentingan masyarakat. Dalam jangka
panjang, visionary marketing harus menjaga keutuhan ekosistem lingkungan, serta
harus memberi akses kemakmuran untuk generasi mendatang. Di samping juga harus
membangun kemitraan dengan perusahaan lain, baik sejenis maupun tidak.
Visionary marketing tak lagi hanya bertanggung jawab
pada shareholder. Dengan sasaran tersebut jelas bahwa stakeholder, merupakan
pihak yang harus diberi tanggung jawab yang tak kalah pentingnya dengan
shareholder. Bahkan dalam pengertian ini, shareholder sudah harus menjadi
bagian dari stakeholder. Sebagai sebuah bagian, shareholder tidak lagi jadi
segalanya. Ia harus diatur dengan tuntutan moral, etika dan tanggung jawab.
Bahwa perusahaan yang dimiliki shareholder, tak akan bisa hidup tanpa
keterlibatan masyarakat lain.
Iklan Indomie bisa jadi contoh tentang upaya
peralihan shareholder menjadi stakeholder. Kemasan iklan "Dari Sabang
sampai Merauke" itu, sarat akan pesan di balik tayangannya. Etika Indomie
ingin mengatakan pada pemirsa bahwa:
- Indomie telah melibatkan sekian banyak masyarakat. Mereka adalah petani dan pemetik cabai, pengangkut cabai, pekerja, distributor dan penjaja di warung-warung kecil.
- Indomie ingin menanamkan image bahwa Indofood punya sense of corporate social responsibility yang tinggi dan meluas.
- Indomie telah melibatkan sekian banyak masyarakat. Mereka adalah petani dan pemetik cabai, pengangkut cabai, pekerja, distributor dan penjaja di warung-warung kecil.
- Indomie ingin menanamkan image bahwa Indofood punya sense of corporate social responsibility yang tinggi dan meluas.
Melalui Indomie ingin dikatakan bahwa Indofood telah
dimiliki dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia sebagai sebuah asset
bangsa.
Iklan "Dari Sabang sampai Merauke", telah berhasil menanamkan image bahwa monopoli terigu yang dipegang Indofood, ternyata tidak bersifat negatif. Sebab iklan itu telah merengkuh berbagai lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai pelosok. Iklan itupun berkata bahwa masyarakat yang terlibat, telah memberi kontribusi penting dalam penyediaan pangan bagi bangsa Indonesia. Berarti pelibatan masyarakat, telah berhasil memenuhi harapan untuk merubah posisi shareholder masuk dalam wilayah stakeholder.
Iklan "Dari Sabang sampai Merauke", telah berhasil menanamkan image bahwa monopoli terigu yang dipegang Indofood, ternyata tidak bersifat negatif. Sebab iklan itu telah merengkuh berbagai lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai pelosok. Iklan itupun berkata bahwa masyarakat yang terlibat, telah memberi kontribusi penting dalam penyediaan pangan bagi bangsa Indonesia. Berarti pelibatan masyarakat, telah berhasil memenuhi harapan untuk merubah posisi shareholder masuk dalam wilayah stakeholder.
Namun secara moral, kebenaran dan keadilan bisnis
Indofood bisa dipertanyakan. Sebagai perusahaan yang memonopoli tepung terigu
di Indonesia, benarkah sikap dan tingkah laku Indofood sesuai dengan apa yang
ditayangkan iklan itu. Jangan lupa iklan Fujicolor yang mengatakan: ''Lebih
indah dari warna aslinya''. Artinya, apakah iklan itu memang sangat indah dan
humanis ketimbang warna aslinya.
Maka bagi social marketing atau bahkan visionary
marketing, how ta package tetap harus dilandasi oleh moral, etika dan tanggung
jawab. Sebab generasi inilah yang mewarisi pada generasi mendatang tentang
kebaikan dan kerusakan, keadilan dan keangkaramurkaan, kebodohan dan
kepintaran. Jangan lupakan, ada kehidupan setelah generasi ini. Visionary
marketing tidak boleh mengelabui masyarakat. Bila perusahaan bermain fair
dengan moral, etika dan tanggung jawab, insya Allah, kemakmuran juga akan
meningkat.
mantep luuuuur
BalasHapusSip lah
BalasHapusJous
BalasHapus