Senin, 27 Oktober 2014

KONSEP PRODUKSI, KONSEP PRODUK, KONSEP PENJUALAN, KONSEP PEMASARAN, DAN KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

·                   KONSEP PRODUKSI
Konsep produksi merupakan salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.

Asumsi bahwa konsumen terutama tertarik pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku paling tidak dalam dua situasi. Pertama adalah jika permintaan atas produk melebihi penawaran, seperti yang ada di Negara berkembang. Dalam situsi ini, konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk daripada keistimewaan produk tersebut, dan pemasok akan memusatkan perhatian pada usaha untuk menigkatkan produksi. Situasi kedua adalah ketika biaya produksi tinggi dan harus diturunkan untuk memperluas pasar.

Beberapa organisasi jasa juga menerapkan konsep produksi. Banyak praktek dokter dan dokter gigi dikelola dengan prinsip lini perakitan, seperti juga beberapa agen pemerintah (seperti kantor tenaga kerja dan biro lisensi). Memang, orientasi manejemen ini dapat manangani banyak kasus perjam, namun konsep ini sering dituding tidak ramah dan memberikan pelayanan yang buru

KONSEP BERORIENTASI PRODUKSI
Konsep produksi merupakan konsep pemasaran klasik yang sudah ada sejak awal. Konsep produksi misalnya digunakan pada perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Contohnya pada perusahaan makanan ringan. Memproduksi barang dalam jumlah besar dan tidak terbatas bagi konsumen merupakan langkah yang seharusnya dilakukan. Masyarakat mengkonsumsi hampir semua jenis makanan, walaupun ada konsumen yang selektif dalam memilih jenis makanan yang dikonsumsi, namun ada juga konsumen yang tidak segan-segan untuk mencoba makanan jenis apapun. Atas dasar hal inilah suatu perusahaan tidak membatasi jumlah produksi yang dilakukannya.
·                   KONSEP PRODUK
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer dalam organisasi berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.

Berdasarkan konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yang dibuat dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk. Perusahaan yang berorientasi produk sering merancang produk mereka dengan sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin bahwa insinyur mereka tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan mereka tidak menganalisis produk pesaing.

Konsep produk mengarahkan pada myopia pemasaran, sebagaimana yang telah kita bicarakan pada awal bab ini. Manajemen kereta api berpendapat bahwa pengguna kereta api menginginkan kereta api, bukanlah tranportasi, dan memandang enteng tantangan dari pesawat udara, bus dan mobil. Pabrik mistar geser berpendapat bahwa insinyur menginginkan mister geser, bukan kemampuan menghitung dan memandang enteng tantangan kalkulator saku.

Toserba dan kantor pos mengasumsikan bahwa mereka menyediakan produk yang tepat bagi masyarakat dan heran mengapa penjualan mereka tersendat -sendat. Organisasi-organisasi ini terlalu sering melihat ke dalam cermin saat mereka seharusnya melihat keluar jendela.

KONSEP BERORIENTASI PRODUK
Perusahaan ponsel merupakan salah satu contoh pemasaran dengan konsep produksi. Dari waktu ke waktu perkembangan teknologi informasi sudah terjadi dengan sangat pesat dan cepatnya. Persaingan antar satu perusahaan seluler dengan yang lainnya terus berlangsung dengan sangat aktif. Masing-masing perusahaan berusaha memberikan penawaran yang sangat menarik berkaitan dengan produk masing-masing. Fitur-fitur yang mendukung keberadaan ponsel telah dikembangkan dengan mutu tinggi, bisa dimanfaatkan untuk keperluan apapun, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan keperluan bisnis yang pada dasarnya memerlukan suatu inovasi dalam komunikasi yang canggih.
Pada awal pembuatannya ponsel atau telefon seluler hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan cara yang sederhana dan melalui pesan singkat saja (SMS – Short Massage System). Sejalan dengan perkembangannya pemanfaatan ponsel sudah tidak terbatas lagi. Peningkatan kualitas untuk menarik konsumen dapat dilihat langsung dari pengembangan produk-produk ponsel ini. 
·                   KONSEP PENJUALAN
Konsep penjualan adalah  orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian produk-produk perusahaan didasarkan atas pertimbangan usaha-usaha nyata yang dilakukan untuk mendorong minat akan produk tersebut.  Secara implisit pandangan konsep penjualan adalah:
1.      Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak membeli produk yang tidak penting
2.      Konsumen dapat didorong untuk membeli lebih banyak melalui berbagai peralatan atau usaha-usaha yang mendorong pembelian
3.      Tugas organisasi adalah untuk mengorganisasi bagian yang sangat berorientasi pada penjualan sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan.
Usaha penjualan dilakukan oleh perusahaan industri dan perdagangan. Konsep ini memiliki motto yaitu produknya dijual,bukan dibeli.
KONSEP BERORIENTASI PENJUALAN
Konsep penjualan merupakan konsep yang membutuhkan suatu promosi yang agresif, terutama pada barang-barang yang kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah perusahaan rokok. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok merupakan sesuatu yang sama sekali tidak kita butuhkan bahkan merupakan ssesuatu yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan manusia jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Akan tetapi para konsumen tetap saja membeli dan jumlah konsumen rokok tersebut terus bertambah.
Terlepas dari ketergantungan jika mengkonsumsi rokok, salah satu faktor yang menarik perhatian konsumen adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan rokok. Mereka menggambarkan bahwa rokok identik dengan pria sejati yang memiliki suatu jati diri tertentu melalui iklan-iklan yang dikemas dengan sangat menarik, hal ini mendorong para konsumen untuk mencoba dan memperlihatkan jati diri yang sebenarnya. Selain itu iklan melalui reklame sangat marak dari waktu ke waktu. Hampir di setiap jalan yang kita lalui didominasi oleh periklanan rokok, hal ini menunjukkan eksistensi dari perusahaan rokok itu sendiri yang memiliki tempat tersendiri dimasyarakat.
·                   KONSEP PEMASARAN
Konsep ini merupakan orientasi manajemen yang menekankan kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan organisasi menentukan kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju dan kemampuan organisasi dalam memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para pesaing. Konsep pemasaran mengandung tiga dasar pokok :
  1. Perencanaan dan operasinya berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pelangan atau konsumen.
  2. Semua aktivitas pemasaran  dilakukan secara terpadu (integrated marketing).
  3. Tujuan akhirnya adalah memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan dan berusaha memberikan kepuasan semaksimal mungkin pada pelanggan.
Konsep ini lebih mengena pada perusahaan yang menghasilkan barang konsumsi.




KONSEP BERORIENTASI PEMASARAN
Tujuan dari perusahaan akan tercapai jika memperhatikan sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen atau pasar merupakan konsep pemasaran. Perusahaan Perbankan adalah salah satu contohnya. Pada perusahaan perbankkan yang menjadi produk adalah berupa jasa. Bank berusaha memuaskan nasabahnya, agar tidak berpaling pada pesaingnya dengan terus meningkatkan pelayanan kepada nasabahnya.
Dalam memberikan pelayanan, pihak bank berusaha untuk memberikan suatu kondisi yang nyaman dan rasa aman dalam menitipkan uang mereka pada bank tersebut. Pemanfaatan teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu langkah yang diterapkan dalam sektor perbankkan dan tidak boleh tidak untuk bisa memudahkan pelayanan sesuai dengan keinginan nasabah. Teknik antri yang cepat dan tertib juga menjadi daya tarik tersendiri, bisa kita bandingkan antara bank satu dengan yang lainnya yang menggunakan teknik antri teratur dengan bank dengan sistem antri sedikit kacau. Nasabah menjadi cenderung malas mendatangi bahkan menggunakan jasa dari bank tersebut, karena dari hal kecil tapi berakibat besar tersebut saja tidak bisa diatasi dengan baik.
Banyak hal yang bisa dilihat dari pelayanan yang diberikan pada sektor perbankkan, yang didapatkan dengan melihat faktor-faktor yang diinginkan  oleh para nasabah dari hal terkecil yang tidak diduga sama sekali oleh costumers itu sendiri. Berhasil tidaknya nasabah menggunakan jasa bank, akan sangat dipengaruhi dari hasil pelayanan petugas yang berada di jajaran front officeyang akan memberikan pelayanan secara langsung kepada nasabah.




·                   PERBEDAAN KONSEP PENJUALAN DAN KONSEP PEMASARAN

Pusat perhatian

Prosedur & Alat

Hasil akhir

Konsep penjualan

Produk

Penjualan dan promosi

Laba melalui jumlah penjualan

Konsep pemasaran

Kebutuhan

Pemasaran terpadu

Laba melalui kepuasan pembeli

  • Titik tolak konsep penjualan adalah pada produk,sedangkan pada konsep pemasaran adalah pada kebutuhan dan keinginan konsumen
  • Konsep penjualan dilakukan dengan kegiatan penjualan dan promosi yang gencar,sedangkan konsep pemasaran dengan pemasaran yang terpadu
  • Tujuan akhir konsep penjualan adalah laba melalui volume penjualan yang tinggi,sedangkan konsep pemasaran adalah laba melalui kepuasan konsumen

·                   KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
(saling menguntungkan antara produsen dan konsumen)
Tanggung jawab sosial perusahan yang akhirnya memunculkan "Pemasaran Berwawasan Sosial", muncul akibat praktek kapitalis. Sementara moral, etika dan tanggung jawab, kaitannya memang tak lepas dari sistem ekonomi atau pasar dan negara. Dalam sistem kapitalis, pasar merupakan faktor paling dominan. Dalam sistem sosialis, peran itu diambil alih oleh negara.
Sementara dalam sistem Islam, etika menjadi landasan utama.
Pada konteks makro, di antara sistem kapitalis, peran negara sosialis dan ajaran agama, paham pemasaran maknanya berkembang menjadi lebih jauh ke depan. Dalam hal ini konsep pemasaran meluas menjadi visionary marketing, yakni "Pemasaran Bervisi Jauh ke Depan". Tidak lagi seperti konsep marketing yang lain, vision marketing tidak hanya melihat dalam konteks kekinian. Tetapi yang tak boleh diabaikan adalah adanya kehidupan di masa yang akan datang. Perusakan di masa kini, akibatnya akan ditanggung oleh generasi yang akan datang.
Maka ruang lingkup visionary marketing tak hanya terbatas di antara konsumen dan kepentingan masyarakat.
Visionary marketing melengkapi atau menjadi penyempurna dari keberadaan social marketing atau "Pemasaran Berwawasan Sosial". Tiga hal yang berkait dengan "Pemasaran Berwawasan Sosial" seperti yang ditegaskan Kotler, boleh dikatakan masih berada dalam wilayah jangka pendek. Sebab hanya berkait dengan laba perusahaan, kebutuhan konsumen dan kepentingan publik.
Yang harus dicermati, yang menjadi sentra dalam "Pemasaran Berwawasan Sosial" adalah tetap bertumpu pada perusahaan yang bersangkutan. Seolah itu adalah melulu karena jasa baik dari perusahaan yang bersangkutan. Konsumen apalagi masyarakat yang tidak membeli produk, merupakan pihak luar yang kontribusinya dianggap kecil. Maka perusahaan seolah dapat berbuat apa saja, melakukan ini dan itu. Sementara konsumen dan masyarakat, merupakan obyek yang dapat diatur dengan sekehendak hati.
Oleh karena itu kembali ditegaskan bahwa moral, etika dan tanggung jawablah yang dapat menjawab adil dan benarnya sebuah tindakan pemasaran. Ini juga berlaku bagi visionary marketing. Maka, jika "Pemasaran Berwawasan Sosial" boleh dikatakan masih sebatas jangka pendek, visionary marketing berupaya menuju pada jangka panjang. Sebab visionary marketing bertujuan juga untuk:
a. Menyelamatkan kehidupan lain di sekitar manusia, seperti flora dan fauna
b. Memberi akses kemudahan atau warisan kesejahteraan bagi generasi mendatang
c. Mendorong atau menyelamatkan perusahaan lain agar tidak bangkrut
d. Mengajak perusahaan lain untuk bisa bekerja sama

Dari keempat tambahan tujuan tersebut, jelas bahwa akhir dari harapan visionary marketing adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Segala tindakan perusahaan, dituntut untuk juga mempertimbangkan kehidupan di masa yang akan datang. Bukan hanya untuk kehidupan umat manusia saja, melainkan juga kehidupan lain. Pencemaran lingkungan yang dimaksud, bukan hanya karena manusia yang butuh hingga seutuhnya dikemblikan kepada manusia. Melainkan visionary marketing juga harus sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan di sekitar manusia. Dalam visionary marketing, ada empat (4) hal yang harus diperhatikan.
Pertama, siapa penggeraknya. Dalam visionary marketing, penggeraknya bukanlah orang-orang yang hanya memetingkan untuk perusahaan saja dan diri sendiri. Sistem bonus atau reward, tak bisa lagi hanya mutlak dalam wujud uang. Parameter kepuasan harus diubah. Dari yang melulu hanya diukur berdasarkan uang atau materi, disempurnakan dengan bentuk lain yang bersifat jiwani yang lebih hakiki. Ibadah haji, pergi ke Vatikan, mengunjungi temple di Thailand, merupakan beberapa contoh pembinaan kerohanian dari para penggerak visionary marketing.
Kedua apa yang ditawarkan. Dalam hal ini yang dibicarakan adalah produk apa yang ditawarkan kepada masyarakat. Produknya bisa berupa barang atau jasa. Bila berupa barang, produknya harus memenuhi persyaratan agar tidak menjadi bencana bagi yang mengkonsumsi, limbah atau sisa-sisa barangnya dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi masyarakat luas. Bukan hanya jangka pendek, melainkan juga harus diperhatikan jangka panjangnya. Bila produknya berupa jasa, syaratnya juga tak boleh lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Sebagai ilustrasi, ada perbedaan mendasar antara sistem kapitalis dan sistem ekonomi Islam dalam melihat kebutuhan masyarakat. Sistem kapitalis menegaskan bahwa kebutuhan manusia tak terbatas. Bila manusia butuh narkoba atau minuman keras, sistem kapitalis mengakomodirnya. Sebab itu merupakan hak azasi manusia. Ingat landasan sistem kapitalis adalah individual. Sedang ekonomi Islam menegaskan bahwa kebutuhan manusia itu terbatas. Tak bisa kebutuhan yang lebih banyak mudharatnya dapat dipenuhi. 

Ketiga bagaimana metodenya. Dalam visionary marketing, how to package juga tak boleh "menyiasati" masyarakat. Ada tahapan penyadaran yang harus dibangun sesuai dengan tingkatan masyarakat setempat. Marketing melalui media elektronik merupakan salah satu cara yang paling ampuh. Apa yang ditayangkan, disaksikan oleh masyarakat dari berbagai lapisan, usia serta tingkat ekonomi dan pendidikan yang berbeda. Info yang ditayangkan, akan diterima sesuai dengan tingkatan masing-masing. Maka moral, etika dan tanggung jawab tetap harus menjadi landasan saat merancang metodenya.
Dan keempat siapa sasarannya. Seperti telah dijelaskan, sasaran visionary marketing menjadi jauh ke depan. Dalam jangka pendek seperti yang dituju social marketing, yakni laba perusahaan, kebutuhan konsumen dan kepentingan masyarakat. Dalam jangka panjang, visionary marketing harus menjaga keutuhan ekosistem lingkungan, serta harus memberi akses kemakmuran untuk generasi mendatang. Di samping juga harus membangun kemitraan dengan perusahaan lain, baik sejenis maupun tidak.
Visionary marketing tak lagi hanya bertanggung jawab pada shareholder. Dengan sasaran tersebut jelas bahwa stakeholder, merupakan pihak yang harus diberi tanggung jawab yang tak kalah pentingnya dengan shareholder. Bahkan dalam pengertian ini, shareholder sudah harus menjadi bagian dari stakeholder. Sebagai sebuah bagian, shareholder tidak lagi jadi segalanya. Ia harus diatur dengan tuntutan moral, etika dan tanggung jawab. Bahwa perusahaan yang dimiliki shareholder, tak akan bisa hidup tanpa keterlibatan masyarakat lain.
Iklan Indomie bisa jadi contoh tentang upaya peralihan shareholder menjadi stakeholder. Kemasan iklan "Dari Sabang sampai Merauke" itu, sarat akan pesan di balik tayangannya. Etika Indomie ingin mengatakan pada pemirsa bahwa:
- Indomie telah melibatkan sekian banyak masyarakat. Mereka adalah petani dan pemetik cabai, pengangkut cabai, pekerja, distributor dan penjaja di warung-warung kecil.
- Indomie ingin menanamkan image bahwa Indofood punya sense of corporate social responsibility yang tinggi dan meluas.
Melalui Indomie ingin dikatakan bahwa Indofood telah dimiliki dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia sebagai sebuah asset bangsa.
Iklan "Dari Sabang sampai Merauke", telah berhasil menanamkan image bahwa monopoli terigu yang dipegang Indofood, ternyata tidak bersifat negatif. Sebab iklan itu telah merengkuh berbagai lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai pelosok. Iklan itupun berkata bahwa masyarakat yang terlibat, telah memberi kontribusi penting dalam penyediaan pangan bagi bangsa Indonesia. Berarti pelibatan masyarakat, telah berhasil memenuhi harapan untuk merubah posisi shareholder masuk dalam wilayah stakeholder.
Namun secara moral, kebenaran dan keadilan bisnis Indofood bisa dipertanyakan. Sebagai perusahaan yang memonopoli tepung terigu di Indonesia, benarkah sikap dan tingkah laku Indofood sesuai dengan apa yang ditayangkan iklan itu. Jangan lupa iklan Fujicolor yang mengatakan: ''Lebih indah dari warna aslinya''. Artinya, apakah iklan itu memang sangat indah dan humanis ketimbang warna aslinya. 
Maka bagi social marketing atau bahkan visionary marketing, how ta package tetap harus dilandasi oleh moral, etika dan tanggung jawab. Sebab generasi inilah yang mewarisi pada generasi mendatang tentang kebaikan dan kerusakan, keadilan dan keangkaramurkaan, kebodohan dan kepintaran. Jangan lupakan, ada kehidupan setelah generasi ini. Visionary marketing tidak boleh mengelabui masyarakat. Bila perusahaan bermain fair dengan moral, etika dan tanggung jawab, insya Allah, kemakmuran juga akan meningkat.

3 komentar: