PERBEDAAN
AKUNTANSI YAYASAN ( NIRLABA) DENGAN AKUNTANSI PERUSAHAAN (KOMERSIAL)
Beberapa perbedaan mendasar antara Yayasan dengan Perusahaan yaitu:
a. Modal atau Kekayaan
b. Keuntungan
c. Pendapatan
d. Biaya
(Pahala
Nainggolan 2005:4)
Adapun penjelasan dari perbedaan di atas adalah sebagai berikkut:
a. Modal atau Kekayaan
Modal atau kekayaan perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan sebesar-besarnya. Untuk itu seorang atau lebih bersedia memberikan
hartanya sebagai modal awal dalam perusahaan. Sedangkan Yayasan bergiat dalam
bidang sosial dan oleh karenannya tidak bertujuan mencari keuntungan. Pendiri
yayasan atau organisasi akan membiayai kegiatan permulaan organisasi. Setelah
organisasi memperoleh badan hukum maka segala kekayaan atau asset sebagai modal
organisasi. Dalam Yayasan modal dikenal dengan istilah Aktiva bersih.
b. Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat diklaim oleh pemiliknya
berdasarkan porsi kepemilikan dalam modal. Dalam Yayasan tidak memperbolehkan
keuntungan dibagikan kepada siapapun.
c. Pendapatan
Perusahaan memfokuskan diri pada usaha penciptaan pendapatan dengan
menggunakan sumber daya yang ada (hartanya). Pendapatan yang diperoleh bisa
berasal dari kegiatan yang memang sudah direncanakan untuk diterjuni atau
bahkan datang dari sumber lain yang tidak direncanakan sebelumnya. Pendapatan
pada Yayasan bervariasi jauh lebih luas. Pada dasarnya Yayasan memiliki
pendapatan yang harus dikategorikan berdasarkan ada tidaknya pembatasan atau
restriksi dari sumber pendapatan itu sendiri.
d. Biaya
Pada perusahaan biaya hanya dikategorikan dalam biaya yang langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa dan biaya yang tidak langsung
berhubungan disebut biaya lain. Sedangkan pada Yayasan biaya diklasifikasikan
atas biaya yang terkait dengan program atau kegiatan organisasi sesuai dengan
tujuan pendiriannya dan biaya pendukung bagi kegiatan program.
Menurut PSAK 45,
organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Laporan
posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
2. Laporan
aktivitas untuk suatu periode pelaporan
3. Laporan
arus kas untuk suatu periode pelaporan
4. Catatan
atas laporan keuangan
Dari keempat jenis
laporan tersebut, dapat dicermati bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba
mirip dengan organisasi bisnis, kecuali pada 3 hal utama, yaitu:
a. Komponen laporan posisi keuangan organisasi
nirlaba memiliki beberapa keunikan bila dibandingkan dengan komponen laporan
keuangan organisasi bisnis. Hal ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
b. Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan
laba rugi, namun laporan ini dapat dianalogikan dengan laporan aktivitas. Informasi
sentral dalam laporan laba rugi umumnya terletak pada komponen laba atau rugi
yang dihasilkan organisasi bisnis dalam satu periode. Sementara itu, informasi
sentral dalam laporan aktivitas terletak pada perubahan aset neto yang dikelola
oleh organisasi nirlaba.
c. Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan
perubahan ekuitas sebagaimana layaknya organisasi bisnis. Hal ini disebabkan
organisasi nirlaba tidak dimiliki oleh entitas manapun. Ekuitas dalam
organisasi nirlaba bisa dianalogikan dengan aset neto yang akan disajikan pada
laporan aktivitas. Aset neto tersebut terdiri dari tiga jenis, sebagaimana
dijelaskan berikut ini:
a.
Aset neto tidak terikat adalah
sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu berarti sumbangan
tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan tertentu.
Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
b. Aset neto terikat temporer adalah
sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan sampai dengan periode
tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Pembatasan
penggunaan ini bisa ditetapkan oleh donatur maupun oleh organisasi nirlaba itu
sendiri (misal: untuk melakukan ekspansi, atau untuk membeli aset tertentu).
c. Aset neto terikat permanen adalah
sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan secara permanen. Namun
demikian, organisasi nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua
penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya
tersebut. Contoh aset jenis ini adalah dana abadi, warisan, maupun wakaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar